TAKUT AKAN
TUHAN
Mazmur 34:10
“Takutlah akan
Tuhan, hai orang-orangNya yang kudus sebab tidak berkekurangan orang yang takut
akan Dia”
Kita tentu sering mendengar bahkan merenungkan kalimat “takut akan Tuhan”. Pertanyaannya
adalah apakah yang kita semua mengerti dari “Takut akan Tuhan” itu? Apakah
ketakutan seperti seorang anak kecil yang takut akan kegelapan? Ataukah seperti
seorang bawahan takut akan bosnya? Ataukah takutnya seorang pencuri terhadap
polisi? “Takut” yang bagaimanakah yang telah saudara mengerti selama ini dari
tema “Takut akan Tuhan”?
“Takut akan Tuhan” bukanlah
semata-mata rajin berdoa, merenungkan firman Tuhan, melakukan yang baik dan
menjauhi kejahatan, tetapi lebih daripada itu, “Takut akan Tuhan” dapat
diringkaskan dalam satu kalimat yang sangat menarik, “Hidup di hadapan hadirat
Tuhan”. Itulah makna yang sesungguhnya dari takut akan Tuhan. Ketika kita
menyadari bahwa kita hidup di hadapan hadirat Tuhan, maka segala hal yang kita
kerjakan, yang kita lakukan adalah untuk Tuhan dan bukan untuk manusia
(Kol.3:23). Kita melakukan segala hal bukan karena terpaksa, bukan karena
dituntut tetapi karena kita hidup di hadapan hadirat Tuhan yang kudus. Dengan
sendirinya berdoa, merenungkan firman Tuhan, melakukan yang baik dan menjauhi
kejahatan akan mengikuti setiap tindakan kita.
Oleh karena itu, “hidup di hadapan
hadirat Tuhan” sangatlah penting dihayati oleh setiap kita. Bagaimana kita
hidup dengan sesama dalam arah “hidup di hadapan hadirat Tuhan” haruslah kita
hayati senantiasa. Karena “hidup di hadapan hadirat Tuhan” bukanlah semata
bagaimana hidup kita dengan Tuhan tetapi bagaimana kehidupan kita di hadapan
Tuhan. Itu berarti bahwa kehidupan kita dengan sesama haruslah diperhitungkan
sebagai kehidupan kita di hadapan Tuhan. Maka
dengan sendirinya, seperti Firman Tuhan katakan, sebab orang yang takut akan Tuhan tidak akan berkekurangan.
Walaupun bukan arti tidak mengalami kekurangan sedikitpun, tapi seperti uraian
di atas bahwa takut akan Tuhan adalah “hidup dalam hadirat Tuhan”, maka kita bisa
simpulkan apakah kita dibiarkan Tuhan untuk terus berkekurangan kalau kita
hidup di hadiratNYA. Walaupun kita diizinkanNya, tapi Tuhan pasti menguatkan
kita. Hidup takut akan Tuhan adalah hidup yang melimpah suakacita karena apa
yang kita buat, kita terus ingat bahwa kita dihadapan Tuhan. Tuhan Yesus
Memberkati.
By. Susan Latupeirissa
By. Susan Latupeirissa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar