FRUSTASI (I RAJA-RAJA 19:1-8)



FRUSTASI
I RAJA-RAJA 19:1-8

Elia adalah seorang nabi yang luar biasa. Dalam 1 Raja-Raja 18:20-40 kita membaca bahwa Elia pernah dengan gagah berani berhadapan dengan 450 nabi Baal. Dia berhasil membuktikan bahwa Allah Abraham, Ishak dan Israel adalah Allah yang sesungguhnya. Allah menurunkan api dari langit sesuai doa Elia, membakar habis korban bakaran bahkan air di sekeliling mezbah persembahan. (ay 36-38). Empat ratus lima puluh nabi Baal ditaklukkan oleh satu-satunya nabi Tuhan pada saat itu. Begitu istimewanya Elia, ia pun menjadi salah satu dari dua orang selain Henokh yang tidak mengalami kematian jasmani, langsung diangkat ke Surga (2 Raja-Raja 2:11). Tapi di samping itu semua, Elia tetaplah seorang manusia biasa yang punya kelemahan dan keterbatasan seperti diri kita juga. Di luar semua kisah luar biasa yang dialami Elia, pada suatu saat Elia pun pernah merasakan tekanan berat dalam jiwanya. Ia pernah dilanda ketakutan ketika mendapat ancaman dari Izebel. Pada saat itu tampaknya Elia mengalami kelelahan baik jasmani maupun rohani, putus asa, sehingga ia mencapai puncak frustasinya dengan berdoa, bukan untuk meminta dikuatkan, tapi malah untuk diambil saja nyawanya. "Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar. Kemudian ia ingin mati, katanya: "Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku." (1 Raja-Raja 19:4). Perhatikan bagaimana nabi yang baru saja dengan hebat membuktikan kuasa Allah dalam menghadapi 450 nabi Baal sekarang dengan tegas meminta agar  TUHAN mencabut nyawanya, hanya karena ancaman seorang perempuan yaitu Izebel. Mungkin kita juga pernah mengalami saat-saat seperti ini, kita merasa bahwa Tuhan meninggalkan kita dan kita mau melalui masalah itu sendiri. Sering kita melupakan pertolongan Tuhan yang pernah kita alami sebelumnya, hanya karena masalah yang kita hadapi sekarang seakan-akan lebih berat dari masalah sebelumnya. Dalam hal ini secara tidak langsung kita meragukan kuasa Tuhan. Tapi satu hal yang perlu kita ingat, walaupun dalam situasi seperti ini Tuhan masih mau bersedia menolong dan memelihara kita seperti yang dilakukanNya kepada nabi Elia (ayat 5-8). Walaupun kita sering tidak setia, namun Ia setia memelihara kita. Renungkanlah, bahwa seberat apapun masalah yang kita alami, kita yakin bahwa Tuhan lebih besar dari semua itu. Jangan bertindak seperti nabi Elia. Tuhan Yesus Memberkati.

By. Susan Latupeirissa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar