“Terang Menghapus Ketakutan” (Matius 4:16)
“Terang Menghapus Ketakutan”
“Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman atasnya terang telah bersinar.”
Matius 4:16
Gelap sering kali memunculkan rasa takut. Berada dalam kegelapan membuat kita merasa tidak aman, dan gentar. Kegelapan juga cenderung menimbulkan kecurigaan, pikiran buruk, perasaan terancam dan tidak pasti. Tidak heran kalau dalam gelap kita merasa tidak berdaya, tidak nyaman dan tidak tenang. Dalam situasi demikian datangnya terang sungguh merupakan dambaan.
Itulah yang hendak digambarkan dalam bacaan alkitab hari ini. Tentang makna dan tujuan kehadiran Tuhan Yesus di dalam dunia, bagai sebuah terang di tengah kegelapan yang pekat membuat kita memiliki tujuan melangkah, tidak lagi bimbang dan ragu berjalan, menghapus segala takut dan gentar. BersamaNya segala yang ada di hadapan kita menjadi terang benderang. bersamaNya kita akan melewati gelap sepekat apapun dengan tegar. Kegelapan tak lagi berkuasa atas kita maka hari ini marilah kita terapkan hati kita untuk berjalan bersama sang terang dan berhenti menjauh dariNya.
Tuhan Yesus Memberkati..
By. Susan Latupeirissa
“Spektakuler” (Yohanes 12:18)
“Spektakuler”
“Sebab itu orang banyak itu pergi menyongsong Dia, karena mereka mendengar, bahwa Ia yang membuat mujizat itu.”
Yohanes 12:18
Kejadian spektakuler memang mengagumkan orang akan dibuat kagum ketika sesuatu yang tidak terpikirkan akal, tidak pernah terbayangkan, tidak pernah diduga, terjadi kejadian seperti ini biasanya akan menyebar dengan cepat menjadi buah bibir. Itulah yang dialami Tuhan Yesus saat Ia masuk ke Yerusalem orang banyak menyaksikan kejadian spektakuler yang Tuhan Yesus buat; orang buta melihat, orang sakit di sembuhkan, orang mati di bangkitkan, orang lumpuh berjalan.
Tuhan bukannya senang, tetapi justru menangisinya. Dia tidak ingin orang mengikut Dia karena kejadian spektakuler maka Dia kerap berpesan kepada orang-orang yang melihat mujizatNya, supaya tidak bercerita kepada siapa-siapa Dia ingin orang mengikut Dia dengan tulus hati. Bagaimana dengan kita saat ini, kita mengikut Yesus dengan alasan apa, apakah hanya karena melihat kebaikan-kebaikan dan mujizatNya atau karena memangkita yakin bahwa Dia adalah Tuhan dan Juruselamat kita yang mampu melakukan segala sesuatu dalam hidup kita? Jawablah dan sadari kembali motifasi anda.
Tuhan Yesus Memberkati...
By. Susan Latupeirissa
“Perih Pedih Tuhan” (Hosea 11:3b)
“Perih Pedih Tuhan”
“.... tetapi mereka tidak mau insaf, bahwa aku menyembuhkan mereka”.
Hosea 11:3b
Seorang ayah / ibu, sejak kecil merawat anaknya dengan penuh kasih sayang. Tidak pernah lelah menjaganya, tidak bosan memberinya segala sesuatu yang baik. Rela berkorban apapun demi kebahagiaannya. Hingga ia tumbuh dewasa, sehat dan kuat. Tetapi apa balasannya? Ia justru memberontak terhadap orang tua, melakukan hal-hal buruk yang tidak orang tua harapkan. Bahkan ia pergi meninggalkan orang tua, dan mengikuti orang tua yang lain dan yang tidak jelas asal-usulnya. Alangkah menyakitkan, bukan?
Tuhan pun merasakan hal yang sama ketika Israel memberontak. Pedih dan perih. Mereka seolah-olah tidak ingat lagi akan karya kasihNya di masa lalu, bagaimana Ia membebaskan mereka dan lain-lain.
Tuhan bisa jadi kesal dan geleng-geleng kepala dengan kedegilan Israel. Sungguh tidak tahu diri. Kitapun seperti Israel. Walaupun kita tidak sampai menyembah patung dan meninggalkan Tuhan, tetapi kita sering menyakiti hati Tuhan, kita mengabaikan perintahNya atau teguranNya, kita sering dahulukan hal-hal lain dari pada Tuhan. Sungguh juga kita sering seperti orang Israel. Untuk itu pertanyaan bagi kita saat ini maukah kita terus menyakiti Tuhan? Jawaban dalam pribadi masing-masing.
Tuhan Yesus Memberkati…
By. Susan Latupeirissa
“Pantang Mundur” (Bilangan 13:30)
“Pantang Mundur”
“Kemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa, katanya: Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkan !”
Bilangan 13:30
Ada dua kegagalan besar dalam hidup kita. Pertama, ketika tahan menghadapi situasi sulit, padangan negatif, cemoohan orang lain, lalu memilih mundur kedua ketika meyakinkan diri sendiri bahwa kita tidak sanggup melakukan sesuatu, bahwa tantangan dihadapan kita terlalu besar. Ada dua kata yang paling banyak mendatangkan kegagalan adalah “tidak bisa” . sebab ketika kita berkata “tidak bisa” secara tidak langsung sebetulnya kita membangun tembok kegagalan ibarat atlet yang sudah kalah sebelum bertanding. Itulah yang terjadi kepada 10 pengintai yang di utus Musa dan yang di turuti oleh seluruh umat. Tanah perjanjian sudah di depan mata, tapi mereka melihat tantangan yang lebih besar di depan mata. Lalu mereka gentar merasa tidak mampu menghadapinya. Tetapi Yosua dan Kaleb, dua pengintai yang lain, membuktikan bahwa pandangan kesepuluh rekannya itu salah.
Setiap hari juga kita pasti mendapat tantangan-tantangan yang baik itu ringan adalah berat. Tapi bersama Tuhan Yesus kita tidak boleh mengatakan “tidak bisa” tapi pasti akan bisa mengalahkannya.
Tuhan Yesus Memberkati,,
By. Susan Latupeirissa
Langganan:
Postingan (Atom)