Pendahuluan
Surat ini di tulis oleh Paulus kepada jemaat di Korintus. Ketika dia berada di Efesus kira-kira pada tahun 54 M. Tujuan surat ini yaitu Paulus menanggapi masalah yang muncul di jemaat Korintus antara lain mengajar dan memperbarui gereja dalam kelemahannya, mengoreksi hal-hal yang keliru seperti : perpecahan (pasal 1 :10-4:21), imoralitas (pasal 5-6:20), mencari keadilan orang yang tidak beriman (pasal 6:1-8), kebiasaan-kebiasaan yang salah dalam perjamuan (pasal 11:17-34). Paulus juga mengoreksi pengajaran yang salah tentang mengenai kebangkitan pasal 15 . dan pasal 16 :1-4 memberikan pengajaran tentang persembahan bagi orang-orang percaya Yerusalem yang sedang mengalami bencana kelaparan. Khususnya di pasal 16:14-24 berbicara tentang Kasih Bagi Saudara. Adapun teks ini dibagi dalam beberapa bagian sebagai berikut:
1. Melakukan pekerjaan dalam kasih (ay 14)
2. Himbauan untuk menghargai dan menaati pelayan Tuhan (ay 15-16)
3. Himbauan untuk menghargai orang yang mengambil bagian dalam pelayanan (ay 17-18)
4. Penyampaian salam sebagai bukti komunikasi antara orang-orang kudus (ay 19-20)
5. Bukti perhatian Paulus dengan bagian akhir suratnya sendiri (ay 21)
6. Perintah untuk sungguh-sungguh mengasihi Tuhan (ay 22)
7. Kecukupan kasih karunia bagi orang-orang Kristen (ay 23-24)
Isi
(ay 14) Gereja korintus baru saja belajar apakah artinya saling mengasihi. Persekutuan mereka telah terpecah karena kesombongan, keberpihakan dan iri hati. Paulus mengingatkan kita akan pentingnya kasih. Semua pelayanan Kristen harus dilakukan dalam semangat kelemahlembutan yang memadai kehidupan Tuhan kita. Di ayat ini Paulus memerintahkan jemaat di Korintus untuk melakukan pekerjaan atau pelayanan mereka dengan kasih, bukan dengan alasan lain. Lakukanlah memakai bentuk kata perintah berarti suatu hal yang harus dilakukan tanpa ada pilihan. Ini berarti bahwa melakukan pelayanan dalam kasih adalah keharusan. Melayani dengan alasan kasih akan memberi hasil yang lebih baik dan memuaskan. Demikian pula kita hamba Tuhan sekarang ini apakah kita melakukan pelayanan dalam kasih atau motivasi yang lain? Atau melakukan pelayanan dengan terpaksa atau bersungut-sungut? Atau karena hanya menunaikan tugas saja tanpa tujuan apa-apa? Jawabannya kembali kepada diri kita masing-masing.
(ay 15-16) Kasih menutupi segala kekurangan yang kadang-kadang menggusarkan kita dan menyebabkan kesalahpahaman. Orang yang kurang kasih cenderung membesarkan perbedaan. Hidup baru yang kita miliki dalam Kristus seharusnya tercermin melalui kerohanian Kristen kita. Sikap demikian menyebabkan kita menghargai mereka yang bekerja bagi Tuhan, sekalipun pelayanan mereka kelihatannya tidak penting. Seluruh keluarga Stefanus telah bekerja untuk membantu orang-orang percaya. Mungkin ada orang yang menanggap mereka tidak penting. Di dalam ayat-ayat ini Paulus memohon kepada jemaat di Korintus untuk menghargai pelayanan seorang hamba Tuhan khususnya saat itu Stefanus. Paulus mengatakan seperti ini karena dia tahu bahwa jemaat di Korintus adalah jemaat yang berlatar belakang sombong karena dilihat secara ekonomi mereka cukup. Mereka juga cenderung melihat kelemahan sesama mereka, sehingga mereka sulit menerima kekurangan. Paulus adalah seorang yang sudah memahami dengan baik keadaan jemaat di Korintus. Sehingga ia memohon hal ini kepada mereka. Dalam kehidupan berjemaat hal ini juga terjadi, jemaat-jemaat yang secara ekonomi sudah cukup atau dalam pendidikan sudah lebih tahu dan berpengalaman atau dalam kedudukan bermasyarakat lebih tinggi sering menganggap remeh hamba Tuhan bahkan tidak menghargai sama sekali pelayanan hamba Tuhan tersebut. Apalagi kalau hamba Tuhan itu orang yang biasa-biasa saja, penampilannya kurang menarik, khotbahnya tidak menyenangkan hati maka cenderungalah jemaat tidak mengenggap dan tidak menghargainya. Firman Tuhan ini mengingatkan kita bahwa bila kita mempunyai kasih maka kekurangan, kelemahan orang lain pasti kita bisa terima. Dan kasih membuat kita saling menerima dan menghargai satu dengan yang lain.
(ay 17-18) Hal yang sama juga berlaku bagi orang-orang yang bersedia memberikan waktu mereka untuk mengantarkan surat-surat Paulus kepada orang-orang di Korintus. Mereka telah menghibur Rasul Paulus, dan Paulus dengan sengaja mengingatkan orang Kristen lainnya akan pentingnya pelayanan orang-orang ini kepadanya. Ini mengingatkan kita sekali lagi bahwa semua anggota tubuh Kristus adalah penting (1 Kor 14:22-23). Ayat ini juga masih membicarakan hal yang sama tentang menghargai semua orang yang mengambil bagian dalam pelayanan. Tanpa memandang fungsinya sbesar apa atau pengaruhnya sejauh mana. Yang mengantar suratpun bagi Paulus termasuk orang penting dan dihargai. Karena biarpun pelayanan mereka sangat sederhana tapi mereka ikut memperlengkapi pelayanan dalam jemaat. Bukankah hal ini juga serng terjadi dalam jemaat? Hamba-hamba Tuhan yang besar, yang pengaruhnya luar biasa itu saja yang kita hargai. Sedangkan yang lain, seperti koster gereja, tukang kebun gereja, satpam gereja, kadang tidak dianggap dan tidak dihargai. Hanya gembala, para majelis yang kita hargai. Firman Tuhan ini mengingatkan kita bahwa semua pelayan Tuhan harus kita hargai dan terima, tanpa memandang jabatan mereka. Dan satu-satunya yang membuat kita bisa melakukannya adalah jika kita melayani atau hidup bersama dalam kasih.
(ay 19-20) Salam hangat Kristen dikirim oleh semua gereja di Asia. Komunikasi yang terus-
menerus antara berbagai kelompok orang-orang yang sungguh-sungguh percaya sangatlah penting. Akwila dan Priskila ada bersama dengan Paulus ketika gereja Korintus didirikan. Di ayat ini juga menunjukan kepada kita bahwa kasih di antara orangkristen tidak dibatasi oleh jarak. Tapi mereka masih bisa mewujudkannya melalui salam. Apakah kita juga bisa seperti mereka?
(ay 21) Rasul Paulus menunjukkan perhatian pribadinya dengan menulis bagian akhir suratnya sendiri. Dalam ayat ini terbukti bahwa kasih dan perhatian bagi jemaat di Korintus bukanlah hanya sekedar dia berkata-kata tapi dia buktikan melalui tindakannya yaitu menulis surat ini dan ini adalah pengakuannya sendiri. Dalam kehidupan praktis, kadang hamba Tuhan ataau orang Kristen hanya pintar membicarakan tentang kasih tapi sangat sulit untuk mempraktekannya.
(ay 22) Sekarang sekali lagi disini ada sebuah peringatan yang diperlukan. Kasih Kristen didasarkan pada ketaatan kepada Alkitab. Kalau kita sunguh-sungguh mengasihi Tuhan, kita akan menaati-Nya dan menjunjung tinggi Firman-Nya. Mereka yang tidak mengasihi Tuhan seharusnya tidak diberikan tempat di antara orang-orang kudus. Marilah kita menjadi orang yang mengasihi dalam kebenaran. Satu hal yang menjadi akibat kalau kita tidak mengasihi Tuhan dengan adalah kutukan tentunya, kutukan yang dimaksudkan adalah berhubungan dengan hidup yang kekal buakn hanya hidup sekarang ini. Jadi himbauan bagi kta juga untuk sungguh-sungguh mengasihi Tuhan. Sejauh mana kesungguhan kita mengasihi Tuhan? Kita yang tahu diri kita masing-masing.
(ay 23-24) Surat ini diakhiri dengan peringatan Paulus kepada orang-orang Kristen bahwa kasih karunia Allah itu cukup bagi setiap keperluan dan keadaan. Lalu ia mengirim salam Kristennya. Kasih karunia yang diberikan Tuhan tak pernah berhenti dan berlalu dalam hidup orang yang mengasihi dia. Paulus mengatakan kasih karunia menyertai engkau. Ini berarti tidak ada sedetikpun kasih karunia itu berlalu dari kita. Hanya saja bagaimana kita meresponinya. Apakah kta mensyukurinya. Mengembangkannya atau sebaliknya. Dan pada akhirnya seperti biasa surat-surat Paulus selalu diakhiri dengan salam dan ini yang dia lakukan di surat ini.
Aplikasi:
Saudara, Allah rindu kita menjadi anak-anakNya yang hidup di dalam Kasih. Ketika Ia memberkati kita, Ia tidak pernah bermaksud agar kita menjadi “waduk” berkat, tetapi saluran berkat. Artinya, kita diberkati untuk menjadi berkat bagi orang lain. Saat ini ada begitu banyak saudara-saudara kita yang hidup dalam kesulitan. Mereka sudah putus asa karena tidak mempunyai pekerjaan, tidak ada penghasilan, anak-anak mereka putus sekolah. Mereka adalah saudara-saudara seiman kita yang mungkin berada dalam gereja yang sama. Masihkah kita berdiam diri atau sekedar berdiplomasi? Alkitab berkata, “Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. Kini saatnya kita berbuat kasih. Dari man kita harus memulainya? Kasih ini harus mulai dari diri kita sendiri sebagai Hamba-hamba Tuhan dan kemudian seluruh jemaat. Mulailah memperhatikan sesama anggota gereja yang terdekat yang kesulitan. Doakan dan tolonglah mereka. Ketika kasih telah disemaikan di Keluarga kita ini, maka dengan sendirinya ia akan dengan sendirinya ia akan membayar ke luar.
Ilustrasi:
Saya teringat pada suatu kejadian. Suatu hari, ketika sedang menebusobat di sebuah apotek, seorang ibu tengah baya melihat percakapan yang terjadi antara seorang wanita dengan kasir apotek tersebut. Wanita itu berkata, “apakah bias beli setengah resep saja? Uang saya tidak cukup.” Setelah dihitung ulang, kasir itu berkata, “setengah resep harganya 70 ribu.” Wanita itu tampak bingung. Kemudian ia berkata lagi “pakah boleh beli seperampatnya?” kasir itu menjadi jengkel dan berkata dengan ketus, “Ya, gak adalah orang beli obat seperampat resep. Cari aja di apotek yang lain!” wanita itu berjalan dengan menunduk. Air mata yang tertahan di pelupuk matanya menandakan kesedihan dan kebingungannya.
Diam-diam ibu tengah baya itu mengikuti wanita itu. Sesampainya diluar, ia meyapa wanita itu dan berkata, “siapa yang sakit, ibu?” “anak saya,” sahut wanita itu berkata, “kata dokter mungkin levernya infeksi. Badannya panas sekali.” “ibu tidak jadi beli obat, apakah uangnya kurang?” Tanya wanita tengah baya itu. Dengan menangis wanita itu menganggukan kepalanya. Ia bingung tidak tahu apa yang harus ia perbuat. Tiba-tiba ibu tengah baya itu mengulurkan tangannya dan memberinya sejumlah uang sambil berkata, “jangan menangis, bu. Ini untuk ibu.” Wanita itu benggong, tidak percaya. Tiba-tiba air matanya tertetes tanpa bias ditahan. Ia menangis. Ibu tengah baya itu memeluk wanita itu. Sesaat kemudian, wanita itu berkata, “bu, mengapa ibu menolong saya, bukankah ibu belum mengenal saya?” ibu tengah baya itu berkata,”Dulu saya pernah mengalami apa yang ibu alami… saya bisa merasakan sedihnya. Tetapi karena kasih Tuhan, saya dan anak-anak saya dipelihara-Nya sampai hari ini. Pakai saja uang itu, bu. Saya berdoa agar anak ibu sembuh.” Dengan berlinang air mata wanita itu berkata, “terima kasih, bu.” Saudara, itulah kasih, kasih mendorong anak-anak Tuhan untuk berbuat sesuatu bagi orang-orang yang dalam kesulitan tanpa peduli siapakah orang itu. Kasih dimulai dari dalam gereja dan menyebar ke luar, menjangkau sesama manusia.
Penutup:
Saudara yang dikasihi Tuhan, marilah kita hidupkan lagi kasih di dalam kehidupan kita sekarang ini. Sekarang kita di bawah terang Firman Tuhan, kita telah jelas bahwa gereja tidak dapat disebut gereja ketika kasih tidak lagi hidup di dalamnya karena tanda sebuah gereja adalah kasih.
Allah Rindu kita hidup senagai anak-anak yang saling mengasihi. Kasih yang bukan sekedar wacana, tetapi perbuatan. Kasih yang dipraktikkan sehingga setiap orang melihat bahwa kita, sebagai gereja, adalah persekutuan anak-anak-Nya. Marilah saudara, tinggalkan hidup yang hanya berpusat pada diri sendiri. Sekarang arahkan pandangan kita, telinga kita, hati kita kepada mereka yang merintih, yang memerlukan pertolongan dan kasih kita.
Saya yakin ketika kasih dilalukan, Allah akan membangun suatu komunitas baru di dalam gereja kita ini. Perkara-perkara besar akan mulai terjadi. Gereja kita akan menjadi seperti sebuah kota di atas gunung. Orang akan melihat bahwa sinar kemuliaan Kristus ada didalam hidup kita sehingga nama Bapa dimuliakan. Saya percaya Tuhan akan senang dengan anak-anak-Nya yang berlaku seperti itu. Ia akan memberkati dan menyertai mereka senantiasa.
By. Susan Latupeirissa
By. Susan Latupeirissa
Shalom bapak, ibu dan saudara/i yang dikasihi oleh Tuhan. Apakah ada diantara bapak, ibu maupun saudara/i yang pernah mendengar tentang Shema Yisrael dan V'ahavta? Kalimat pernyataan keesaan YHWH ( Adonai/ Hashem ) dan perintah untuk mengasihiNya yang dapat kita temukan dalam Ulangan/ דברים/ Devarim 6 : 4 - 6 yang juga pernah dikutip oleh Yeshua/ ישוע/ Yesus di dalam Injil khususnya dalam Markus 12 : 29 - 31, sementara perintah untuk mengasihi sesama manusia dapat kita temukan dalam Imamat/ ויקרא/ Vayikra 19 : 18. Mari kita pelajari cara membacanya satu-persatu seperti yang akan dijabarkan di bawah ini :
BalasHapusUlangan/ דברים/ Devarim 6 : 4 - 6, " שְׁמַ֖ע יִשְׂרָאֵ֑ל יְהֹוָ֥ה אֱלֹהֵ֖ינוּ יְהֹוָ֥ה ׀ אֶחָֽד׃. וְאָ֣הַבְתָּ֔ אֵ֖ת יְהֹוָ֣ה אֱלֹהֶ֑יךָ בְּכׇל־לְבָבְךָ֥ וּבְכׇל־נַפְשְׁךָ֖ וּבְכׇל־מְאֹדֶֽךָ׃. "
Cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa Ibrani yang berlaku, " Shema Yisrael! YHWH [ Adonai ] Eloheinu, YHWH [ Adonai ] ekhad. V'ahavta e YHWH [ Adonai ] Eloheikha bekol levavkha uvkol nafshekha uvkol me'odekha
Imamat/ ויקרא/ Vayikra 19 : 18, " וְאָֽהַבְתָּ֥ לְרֵעֲךָ֖ כָּמ֑וֹךָ. "
Cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa Ibrani yang berlaku, " V'ahavta l'reakha kamokha "
Untuk artinya dapat dilihat pada Alkitab LAI.
Diucapkan juga kalimat berkat seperti ini setelah diucapkannya Shema
" . בָּרוּךְ שֵׁם כְּבוֹד מַלְכוּתוֹ לְעוֹלָם וָעֶד. "
( Barukh Shem kevod malkuto, le'olam va'ed, artinya Diberkatilah Nama yang mulia, KerajaanNya untuk selamanya )
🕎✡️🐟🤚🏻👁️📜✍🏼🕯️❤️🤴🏻👑🗝️🛡️🗡️🏹⚖️⚓🕍✝️🗺️🌫️☀️🌒⚡🌈🌌🔥💧🌊🌬️❄️🌱🌾🍇🍎🍏🌹🍷🥛🍯🦁🦅🐂🐏🐑🐎🦌🐪🕊️🐍₪🇮🇱